Tulisan ini terinspirasi dari salah satu scene dalam Film Habibie dan Ainun ke-2. Pak Habibie kala itu masih baru tiba di Aachen, Jerman. Temannya Keng Kie (sebelumnya mereka sudah kenal saat di ITB) melihat Rudy Habibie sedang sendiri di salah satu sudut kota, ia pun mengajaknya ke sebuah kafe tempat para pelajar Indonesia berkumpul sebagai bentuk traktiran karena beberapa hari lalu Keng Kie berulang tahun. Kesempatan ini pun diambil Habibie yang kala itu belum menerima kririman uang dan sangat lapar. Singkat cerita, mereka pun tiba di Kafe tersebut, pelajar senior yang baru pertama sekali melihat Habibie, mencoba “memplonco” mahasiswa baru ini saat melihat warna passport yang berbeda milik Habibie.
Pak Habibie kuliah di Jerman dengan biaya sendiri kala itu memiliki warna passport berbeda dengan mahasiswa penerima beasiswa pemerintah. Para mahasiswa senior mulai membuka olokan dengan kata-kata “anak gedongan” yang mengiaskan bahwa hanya orang kaya yang mampu kuliah di Jerman dengan biaya pribadi. Namun Rudi Habibie berkata lain, ia kuliah disini karena dia mampu. Para senior yang sudah bersekongkol pun mulai panas dengan nada memaksa menyuruhnya menghidangkan makanan dan minuman bagi para-para senior. Pak Habibie menyanggupi hal tersebut, ia mengambil kertas dan bersiap mencatat setiap pesanan makanan dan minuman, namun salah satu mahasiswa senior berujar, “Katanya Smart, masa kamu mencatat pesanan kami!”. Perdebatan pun terjadi, namun Rudy Habibie menjawab tantangan dengan kesepakatan “ Jika Habibie salah dalam menghidangkan pesanan makanan para senior, maka ia harus membayar semua makanan dan minuman ini, namun jika Habibie berhasil ingat semuanya dan menghidangkannya dengan benar, mahasiswa penantang akan menraktirnya selama 3 hari “.
Pesanan mulai disebutkan para mahasiswa senior, Habibie pun berkonsentrasi sambil sesekali menggerak-gerakkan jarinya. Ada yang memesan kopi dengan jumlah gula tertentu, memesan makanan dengan takaran saos yang khusus, dan tentunya variasi makanan berbeda satu sama lain. Terlihat juga salah satu mahasiswa diruangan kafe tersebut mencatat pesanan-pesanan tersebut untuk memastikan Habibie menyelesaikan tantangan ini dengan tepat.
Tepat setelah pesanan disebutkan, Habibie menuju ke salah satu pelayan dan menyebutkan makanan dan minuman yang harus dihidangkan lengkap dengan spesifikasi-spesifikasi khususnya. Satu per satu makanan dan minuman selesai dibuat, Habibie pun mulai menghidangkannya dan Yup! Tantangan ini diselesaikan Habibie dengan tepat. Alhasil para mahasiswa senior ini pun terkejut dan hanya bisa terdiam. Habibie yang kala itu sedang kesulitan keuangan mendapat keuntungan dengan ditraktir makan selama 3 hari.
Adegan ini memicu saya untuk mengetahui, bagaimana cara Pak Habibie mengingat sekian banyak pesanan tersebut?. Walaupun belum berkesempatan mewawancarai beliau, sebagai Memory Practicioner, saya akan coba menjelaskan metode mengingat apa yang paling cocok digunakan untuk studi kasus “ Pesanan Makanan Minuman “ seperti ini.
Sebagai contoh, coba perhatikan pesanan makanan dan minuman dibawah ini :
- Orang pertama. Beef Spagethi dengan keju, tidak pedas. Minumnya Teh panas tanpa gula
- Orang kedua. Chicken steak dengan saos jamur. Minum Kopi dengan gula dua sendok
- Orang ketiga. Kentang goreng saos tomat. Minumnya Coffee latte
- Orang keempat. Beef Burger dengan keju double. Minum es teh manis
- Orang kelima. Nasi goreng telur mata sapi setengah matang, minumnya susu panas
- Orang keenam. Sosis bakar saus barbeque dengan minuman cokelat panas
- Orang ketujuh. Roti sandwich extra mayonaise , minum ice lemon tea
- Orang kedelapan. Croissant keju dengan butter, minumnya air mineral
- Orang kesembilan. Salad sayur dengan minyak zaitun dan lemon. Minumnya ginger tea
- Orang kesepuluh. Fish and chips dengan keju. Minumnya teh susu
Coba anda hitung, sebenarnya ada berapa informasi yang harus diingat dalam pesanan ini? 10, 20, atau 30?. Lebih dari 30 informasi yang harus diingat, terdiri 10 makanan, 10 minuman, dan 10 orang yang memesan, ditambah detil-detil tambahan disetiap pesanan makananya. Sekarang bayangkan jika anda harus mengingat pesanan sebanyak ini tanpa menulis sehuruf pun, apakah bisa?
Saya selalu meyakini bahwa daya ingat kuat adalah hasil latihan otak, tidak bisa muncul secara otomatis.
Saya pun meyakini, orang dengan daya ingat kuat memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi di bidang-bidang spesifik karena kemampuan fokusnya sangat tajam terhadap bidang yang disukainya.
Oleh sebab itu, mari kita mulai latih daya ingat dengan menggunakan tantangan pesanan makanan minuman diatas. Metode yang saya sarankan adalah metode lokasi ( gunakan lokasi wajah dan tubuh pemesan ) yang di rangkai dengan metode rantaian.
Simak Tips dari saya!
Sebelum berlatih, perhatikan 4 langkah berikut ini :
- Visualisasikan setiap pesananan dengan jelas
Anda dapat melebih-lebihkan detil makanan dan minuman pada visualisasi yang dibayangkan, seperti Spagethi dengan keju yang menggunung atau teh yang berasap-asap seperti habis kebakaran.
- Pilih 10 orang yang akan menjadi target lokasi ingatan kamu
Penampakan dan posisi duduk pemesan dalam sebuah restoran akan menjadi tempat tersendiri dalam strategi mengingat. Setiap orang akan menjadi lokasi utama ingatan anda. Saat ini kamu bisa pilih 10 orang secara acak, bisa orang yang sudah anda kenal sebelumnya atau orang lain yang anda lihat saat akan mempraktekkan tips ini
- Taruh visualisasi makanan minuman ke wajah pemesan
Saat anda mendapat pesanan beef burger dengan keju double, bayangkan mulut pemesan di sumpel burger dan kedua matanya tertutup keju.
- Gunakan lokasi wajah dan tubuh untuk detil pesanan yang panjang
Tetapkan imajinasi anda antara pesanan dengan lokasi. Buat pola dimana setiap detil makanan di wajah dan dan detil minuman di tubuh, seperti pesanan Chicken steak saus jamur dan Kopi dengan gula dua sendok. Bayangkan kening pemesan ini dikompres dengan chicken steak dan hidungnya bersin-bersin mengeluarkan jamur. Sedangkan dadanya kepanasan disiram kopi , dua keteknya diselipkan sendok berisi gula.
Siap untuk mencoba?
Buat anda yang mau tau kelanjutan pembahasan lebih lengkap, tunggu kehadirannya di Memorizing Like an Elephant #3 ya…Saya yakin jika kamu sudah mempraktekkan metode lokasi di salah satu buku yang saya tulis sebelumnya, cara diatas akan sangat mudah untuk dipraktekkan. Salam memory!
Yudi Lesmana
Author Memorizing Like an Elephant Series
ITB’06