Categories
Event

Generasi Pemenang

Mata Najwa Generasi Pemenang 10 Aug_1Yth Bapak/Ibu Sahabat Memory,

Akhirnya, setelah tertunda jadwal tayangnya, kami kembali mengajak Bpk/Ibu untuk menyaksikan episode GENERASI PEMENANG di Program Mata Najwa, Metro TV, pada :

Hari/tanggal: Rabu, 10/08/2016,
Pukul           : 20:05 WIB.

Simak Para anak Indonesia berprestasi kelas dunia unjuk kebolehan. Bagaimana proses kreatif mereka tercipta? Mereka akan bertutur langsung di #MataNajwa tentang cerita dibalik prestasi dan tantangan yang dihadapai dalam episode GENERASI PEMENANG

Narasumber :
Paduan Suara Resonanz (Juara di 5 Negara),
Tim Memory Sports Indonesia (Fakhri dan Shafa, Juara di 8 Negara),
Hafizi (Juara Hafiz Qur’an Asia Pasifik), dan
Salman (Bocah kelas 1 SD, Juara Robotik Internasional).

Salam Hangat – Yudi Lesmana I Ketum IMSC | www.ingatangajah.com

“Winners never Quite and Quitters never win”- Napoleon H.

Generasi Pemenang 10 Aug_2

Categories
Article

Video Tutorial 1 : Mengingat Urutan 1 Deck Kartu yang Dikocok

Halo Sahabat Memory,

Buat kamu yang ingin melatih daya ingat melalui sarana kartu remi, berikut panduannya :

Asosiasi Kartu dari As -10

Asosiasi Kartu

Asosiasi K Q J :

Diamond : Ayah, Ibu, Adik/Kakak

Sekop       : Kakek, Nenek, Uwak/Sekop

Hati          : Personal

Keriting   : Om, Tante, Sepupu

Selamat Mencoba !

Tutorial diberikan oleh :

Yudi Lesmana (Grandmaster Memory, Ketua Umum Indonesia Memory Sports Council)

Shafa Annisa R. ( Kids World Record Holder – Memorize 89 Names and Faces in 15 minutes)

Categories
Event

Indonesia Raih 4 Emas di Malaysia Open Memory Championship 2016

Foto Bersama Tim Memory Indonesia

Adu cepat dan tepat antar negara dalam bidang Daya Ingat baru saja digelar pada 11-12 Juni 2016 di Penang, Malaysia. Kompetisi yang diikuti oleh 7 Negara (China, Mongolia, India, Malaysia, Indonesia, Singapore, Korea Utara ) ini berlangsung ketat antara 3 negara yaitu China, Mongolia, dan Indonesia. Tim Memory Sports Indonesia lewat anggota timnya Fakhri Shafly (siswa SMAN 26 Jakarta), Shafa Annisa (siswi SDIT Darussalam, Sangatta, Kaltim), dan Rifda Almira (siswi SMA Edu Global School, Bandung) berhasil membawa pulang 4 emas, 2 perak, dan 3 perunggu. Medali ini dihasilkan dari dua kategori yaitu  Kids (≤ 12 tahun) dan Junior (13-17 tahun).

Bertanding di kategori Kids, Shafa membawa pulang 4 emas, 1 perak, dan 1 perunggu. Emas yang diraih masing-masing pada cabang Names and Faces, Random Binary Numbers, dan Spoken Numbers, sedangkan perak diraih pada cabang Random Words, serta perunggu dicabang Speed cards .Pada kategori remaja, Fakhri berhasil meraih medali emas di cabang Names and Faces dan perunggu di cabang Random Cards. Anggota tim lain yang berhasil menyumbangkan medali perak bagi Indonesia adalah Rifda pada cabang Names and Faces. Kompetisi berakhir dengan menempatkan Indonesia pada posisi ke-3 setelah China dan Mongolia

Kompetisi level nasional terbuka di Malaysia ini mempertandingkan 10 cabang daya ingat yaitu:

  1. 5 menit mengingat wajah dan nama (Names & Faces)
  2. 5 menit mengingat urutan kata acak (Random Words)
  3. 5 menit mengingat urutan angka binary acak (Binary Numbers)
  4. 5 menit mengingat urutan angka acak (Speed Numbers)
  5. 15 menit mengingat urutan gambar abstrak acak (Abstract Images)
  6. 15 menit mengingat angka acak (Random Numbers)
  7. 15 menit mengingat urutan kartu remi yang telah dikocok (Random Cards)
  8. 5 menit mengingat tahun dan kejadian (Historic Future Dates)
  9. Mengingat angka acak yang diucapkan dalam interval 1 detik per 1 angka (Spoken Numbers), dan
  10. Mengingat secepat-cepatnya 1 deck  kartu remi (52 kartu) yang telahg dikocok (Speed Cards).

Kemenangan Tim pun disambut hangat oleh Duta Besar RI di Malaysia, Marsekal TNI (Purn) Herman Prayitno, dan Konsul Jenderal RI di Penang, Taufiq Rodhy lewat jamuan berbuka puasa bersama. Selain itu, pada Closing Ceremony Malaysia Open Memory Championship tersebut, Kepala Kanselerai KJRI Penang, Agus Priono berkesempatan memberikan medali kepada pemenang.

Yudi Lesmana, selaku Ketua Umum Indonesia Memory Sports Council mengemukakan bahwa persiapan peserta dari Indonesia kali ini terbilang singkat karena sempat berbenturan dengan jadwal ujian sekolah yang mendekati bulan Ramadhan, namun hal ini akhirnya bisa diatasi dengan baik. Beberapa anggota tim juga berhasil meraih nilai yang cukup baik pada pertandingan perdananya di Malaysia sebagai pendatang baru. Walaupun tidak semua anggota tim berhasil meraih medali, kompetisi ini menjadi pengalaman bertanding yang luar biasa di saat bulan puasa untuk persiapan kompetisi-kompetisi berikutnya.

Disampaikannya bahwa keterampilan mengolah kemampuan daya ingat tentunya dapat dilatih dan dipelajari oleh semua orang, dengan demikian setiap orang yang sudah lihai menggunakannya akan mampu menyerap informasi-informasi dengan cepat serta mencegah demensia.

Yudi mengemukakan bahwa keberhasilan Tim Indonesia juga tidak terlepas dari dukungan yang sangat baik dari KJRI Penang sejak awal kedatangan. Selain berbuka bersama dengan KJRI Penang, anggota Tim Memory Sport juga berkesempatan mengadakan bersama dengan warga masyarakat Indonesia di KJRI Penang. (Sumber: KJRI Penang)

sumber : http://www.kemlu.go.id/id/berita/

Save

Categories
Article

Ada Apa dengan Gajah?

Gajah sudah mulai punah

Berdasarkan data dari Workshop Forum Gajah dan Kementerian Kehutanan di Bogor awal tahun 2014 menunjukkan bahwa, estimasi populasi gajah di Indonesia hanya sekitar 1724 ekor gajah. Selama 2012-2014 Indonesia telah kehilangan 90 individu gajah sumatera (Elephas Maximus Sumatranus) karena mati di Aceh, Riau, dan Lampung.

Pembukaan lahan dan ulah para pemburu gading gajah yang membunuh hewan ini patut kita kecam dan waspadai bilamana masih menemui pelaku perbuatan tidak terpuji ini. Pada umumnya gajah dibunuh dengan cara ditembak dibahagian kepala lalu dibiarkan jatuh hingga tidak bisa lagi melakukan perlawanan. Satu buah gading gajah rata-rata dijual dengan kisaran harga 40 juta rupiah.

Gajah Sebagai Simbol Daya Ingat

Gajah telah lama menjadi simbol daya ingat di dunia. Kehebatan gajah dalam mengingat telah menjadikan hewan ini ikon World Memory Championships, sebuah kejuaraan dunia mengingat yang telah ada sejak 1991. Ada dua jenis gajah yang pada umumnya kita lihat baik melalui media ataupun secara langsung, mereka adalah Gajah Afrika yang bertelinga besar dan Gajah Asia yang bertelinga kecil.

Gajah

Gajah berada dalam urutan tiga besar untuk hewan yang memiliki inteligensia terbaik setelah orang hutan dan lumba-lumba. Keunggulannya terletak dalam daya ingat. Lobus temporal di otak gajah konon lebih berkembang dari pada pada manusia. Bagian lobus tersebut lebih “berlipat” sehingga gajah dapat menyimpan informasi lebih banyak. Hasil penelitian Prof. Dick Byrne tentang gajah menjelaskan bahwa hewan tersebut dapat mengenali gajah lain dalam jumlah yang banyak melalui bunyi yang dikeluarkan oleh hewan-hewan itu.

Gajah mampu berkomunikasi dalam jarak lebih dari 8 kilometer dengan suara infra berfrekuensi rendah yang tidak bisa ditangkap oleh manusia. Karena itu, gajah dapat mengetahui kondisi gajah-gajah lain di sekitarnya yang sedang dalam keadaan terancam, sakit, ataupun berduka.

Gajah juga memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap sesamanya. Jika seekor gajah meninggal, gajah di sekitarnya akan menjaga jasad gajah yang meninggal hingga dua hari dan melindunginya dengan daun-daun, semak-semak, serta batang pohon. Sampai kapan pun gajah yang ikut dalam “ritual pemakaman” akan tetap mengingat tempat itu sebagai sebuah makam. Jadi, mengganggu habitat gajah sama saja dengan mencari masalah besar karena gajah memiliki solidaritas yang tinggi untuk melawan para pengganggunya.

3 Gajah

*tulisan ini dibuat untuk memperingati World Elephant Day, 12 Agustus 2015

Categories
Article

Memory Sports dan Karakteristik Cara Belajar Orang Dewasa

Whatever your age, it’s never too late to start. 

Kutipan diatas saya ambil sebagai motivasi bagi kita yang sudah melewati masa-masa sekolah, telah menjadi sarjana, namun saat ini terjebak dalam rutinitas pekerjaan. Tidak banyak perusahaan di Indonesia ini yang memberi ruang bagi karyawannya untuk mengembangkan diri dan ilmu pengetahuannya sehingga akhirnya kita menyadari kemana saja dan untuk apa ilmu pengetahuan yang selama ini bertahun-tahun dipelajari namun sebahagian besar tidak dapat dimanfaatkan di dunia kerja.

Penulis sendiri memulai karir professionalnya sebagai mining engineering pada tahun 2010 di salah satu perusahaan tambang batubara terkemuka di Indonesia. Bekerja di perusahaan besar yang memiliki lebih dari 5000 karyawan, ternyata tidak menjamin ilmu pengetahuan yang selama ini dipelajari dibangku kuliah dapat diaplikasikannya dalam dunia pekerjaan, meskipun sebelum bekerja di perusahaan, penulis pernah menjadi salah satu asisten Professor di ITB selama setahun. Kembali lagi, penulis harus belajar bagaimana menggunakan software baru, bagaimana mengeksekusi rencana diatas kertas agar berjalan lancar, mempelajari istilah-istilah baru, dan mengenali karakteristik masing-masing partner kerja.

Kecepatan kita mempelajari hal-hal baru dalam pekerjaan bukan ditentukan dari seberapa besar IPK saat kuliah melainkan bagaimana cara belajar kita selama ini. Saat kita beranjak dewasa, cara belajar pun berubah. Itulah mengapa kita tidak perlu les tambahan lagi sewaktu kuliah. Meskipun pada kenyataannya masih ada segelintir mahasiswa baru yang mengambil les tambahan kalkulus, kimia dasar, dan fisika dasar. Berdasarkan pendapat Dr. Gary Kuhne dalam  “ADTED 460 – Introduction to Adult Education,” setidaknya ada 10 karakteristik cara belajar orang dewasa, yaitu : Self directed, Use experiences, More pragmatic, dan lainnya (lihat http://ctle.hccs.edu/facultyportal/tlp/seminars/tl1071SupportiveResources/Ten_Characteristics_Adults-Learners.pdf )

Pada dasarnya, kebanyakan orang dewasa “Tidak Mau Digurui”, oleh sebab itu mereka lebih banyak mencari sendiri tentang apa yang ingin diketahuinya. Lewat tulisan ini, penulis akan membagi pengalamannya sebagai mental athlete (sebutan untuk peserta memory championship) dalam mempelajari hal-hal baru selama ini. Bukan menggurui, karena apa yang penulis sampaikan adalah pengalamannya sejak tahun 2002 dan telah berkompetisi di 7 negara berbeda yang boleh diambil maupun tidak oleh para pembaca.

“You don’t have to be great to start, but you have to start to be great” ― Zig Ziglar

Memory sports yang telah penulis dalami ini berawal dari seorang Doctor Neuroscience yang akrab dipanggil DR. Yip. Ada 3 poin utama dalam metode ini, yaitu Asosiasi, Imajinasi, dan Lokasi. Pola ini akan selalu berulang selama proses belajar yang telah berlangsung selama 13 tahun. Banyak yang salah mengerti dengan menganggap penulis hanya hafal tanpa memahami, padahal kembali lagi pola yang diadopsi adalah Asosiasi, Imajinasi, dan Lokasi, sehingga ilustrasi terjadi didalam otak kita sekaku apapun materi pembelajaran yang diberikan. Bahkan pola ini pun diterapkan dalam mempelajari subjek-subjek yang bersifat engineering.

Mari kita telusuri lebih dalam tentang karakteristik cara belajar melalui diagram dibawah ini.

memory

Secara kognitif, Memory Sports memiliki gaya “Verbalisers” dan “Imagers”. Untuk menjelaskan ini, coba ingat kembali pengalaman kita saat menonton film, pernahkah kita dengan sengaja untuk menghafal urutan setiap cerita film yang ditonton?, tentunya tidak, tapi kita justru ingat.

Disisi Intelegensia, memory sports mengasah lebih dalam terkait kecerdasan visual/spatial lewat metode lokasi, dan linguistic lewat metode substitusi. Pendekatan cara belajar ialah “strategic”, itulah kenapa sebahagian besar mental athlete lebih cepat dalam menyelesaikan tantangan-tantangan ilmu baru untuk dikuasai. “Strategic” karena belajar dengan melihat big picture terlebih dahulu (mind mapping) kemudiaan masuk ke detil-detil penting (memory techniques).

Mendalami memory sports , membuat kita cenderung menjadi orang dengan learning style tipe 1 dan 3. Learning style Imaginative mendorong kita menjadi manusia yang lebih kreatif dan penuh ide. Lalu kenapa juga memory sports menjadikan kita seseorang dengan learning style “practical”? ,karena memory sports mendisiplinkan kami untuk terus berlatih hingga mencapi titik “treshold”, titik dimana setelah berhasil dilampaui, kita tidak perlu sekaku dan sesering saat tahap-tahap awal belajar. Coba ingat saat pertama sekali belajar menyetir mobil atau mengendarai motor?, setelah titik treshold terlampaui, meskipun dalam 2 – 3 bulan kita tidak pernah menyetir, kita tetap bisa dengan mudah mengendarai  mobil.

Memory sports saat ini telah menjadi opsi bagi kita untuk mengubah cara belajar, mempercepat proses pemahaman, mengefektifkan kita dalam pekerjaan. Semoga tulisan singkat ini dapat bermanfaat dan menginspirasi kita semua untuk memperdalaminya.

Salam Memory,

Yudi Lesmana

Grandmaster of Memory

Ketua Asosiasi Memory Sports Indonesia

Email : yudilesmana@imsa.or.id , yudilesmana2005@yahoo.co.id

Informasi Workshop Memory terdekat : https://www.ingatangajah.com/workshop-melejitkan-potensi-daya-ingat-level-1

Open chat
Konsultasi Disini
Hai kak👋
Ingin konsultasi? Lanjutkan chat dengan kami😉