Berkembangnya teknologi membuat kita menjadi lebih cepat mengakses Informasi yang kita butuhkan saat ini. Semakin banyak informasi yang masuk membuat sebahagian orang menjadi sangat bergantung kepada gadget yang dimiliki. Otak kita perlahan menjadi sangat dimanjakan sehingga banyak kita temui orang-orang yang sangat stress jika gadget mereka tertinggal ataupun rusak saat dibutuhkan. Penulis sendiri bukan seorang anti gadget canggih, justru gadget menjadi sarana membantu menjaga kemampuan daya ingat dengan berbagai aplikasi games menarik untuk melatih otak dan mengorganisir informasi-informasi apa saja yang diperlukan sebagai referensi dalam diskusi dan menulis.
Pada tahun 2012, WHO melaporkan di seluruh dunia diperkirakan 35,6 juta orang hidup dengan Demensia atau pikun. Jumlah ini diperkirakan menjadi dua kali pada tahun 2030 dan tiga kali atau sekitar 115 juta orang pada tahun 2050. Wow, ini sebuah informasi yang perlu kita antisipasi karena disaat kita terkena demensi, kita akan lupa apa yang telah kita lakukan, lupa siapa saja orang-orang yang kita kenal, bahkan ilmu pengetahuan yang bertahun- tahun telah kita pelajari. Memang demensia sebahagian besar terjadi kepada lansia, namun hati-hati, penyakit ini sudah menyerang generasi muda lo. Coba kita lihat tanda-tanda awal demensia yang diamabil dari website Kementrian Kesehatan RI. Ada 10 (sepuluh) tanda-tanda dini demensia yang dapat dikenali sebelum pikun menjadi tahap lanjut yakni:
- Penurunan daya ingat misalnya lupa nama, lupa tempat menaruh benda
- Kebingungan. Penderita tersesat ketika keluar rumah sendirian dan kadang tidak dapat mengingat dimana dia atau bagaimana dia bisa sampai disana.
- Kesulitan melakukan tugas-tugas yang lazim
- Kesulitan mengerjakan kebiasaan sehari-hari, seperti makan, mandi, berpakaian, dll.
- Perubahan kepribadian dan perilaku penderita. Menjadi mudah marah, tersinggung, gelisah, atau jadi pendiam. Kadang-kadang, menjadi bingung, paranoid, atau ketakutan.
- Ketidakmampuan untuk mengikuti petunjuk.
- Adanya masalah dengan bahasa dan komunikasi, seperti tidak dapat mengingat kata-kata, nama benda-benda, atau memahami arti kata-kata umum.
- Memburuknya kemampuan visual dan spasial, seperti menilai bentuk dan ukuran suatu benda.
- Kehilangan motivasi atau inisiatif.
- Kehilangan pola tidur normal.
Coba perhatikan 10 tanda-tanda diawal, sebahagian besar dapat kamu cegah melalui metode-metode mengingat sebagai contoh :
- Lupa Nama dan Menaruh benda, kita dapat menerapkan metode mengingat wajah dan nama yang menerapkan teknik asosiasi yang digabungkan dengan metode rantaian sebagaimana yang telah dituliskan pada Memorizing Like an Elephant bab terakhir.
- Tersesat dijalan, masalah ini dapat diatasi dengan menerapkan metode lokasi dengan mengambil landmark/bangunan unik ataupun kantor tertentu yang terlihat saat perjalanan
- Mengingat kata dan benda, kita dapat melatih daya ingat untuk permasalahan ini dengan menerapkan metode rantaian dan lokasi. Jika menemukan kata-kata yang sulit gunakan metode substitusi.
- Memburuknya kemampuan visual dan spasial, kita dapat mengatasinya dengan berlatih daya ingat lewat abstract images sebagaimana yang telah penulis sampaikan dibuku pertamanya.
Sekarang yakinkan diri kita untuk mulai berlatih otak dengan cara yang tepat untuk mencegah pikun di usia dini dan lanjut. Gunakan metode-metode mengingat yang telah penulis berikan dan mengerjakan bagian latihan di buku “Memorizing Like an Elephant” hingga tuntas. Buat kamu yang belum memiliki buku ini, percayalah harga buku ini tidak seberapa dibanding menurunnya kemampuan daya ingat yang kita miliki.
Selain berlatih, kita juga perlu menjaga waktu tidur (6-8 jam) dan pola makan dengan gizi seimbang serta berolah raga fisik secara rutin. Healthy Body, Healthy Mind , mari selaraskan kesehatan tubuh dan otak kita
Salam Memory,
Yudi Lesmana
Founder & Chief Indonesia Memory Sports Association
@yudilesmana