Jakarta, 21 Juli 2017 – Setelah sukses memborong 23 medali di Korea Open Memory Championship 2017 pada Februari lalu, kontingen Tim Olimpiade Memory Indonesia tengah mempersiapkan diri untuk menghadapi kompetisi serupa di Malaysia. Bertajuk Malaysia International Memory Championship 2017, kejuaraan daya ingat ini akan berlangsung pada 22-23 Juli 2017 mendatang di HELP College of Art and Technology, Kuala Lumpur, Malaysia.
Foto Tim Indonesia Saat Memenagkan Korea Open 2017
Tidak kurang dari sembilan negara akan berpartisipasi pada kejuaraan terbuka tingkat internasional yang diselenggarakan oleh Malaysia Mnemonic Association (MMA) bersama Asia Memory Sports Council (AMSC), dimana hasil kejuaraan ini akan masuk dalam peringkat dunia dibawah International Association of Memory (IAM), Jerman. Selain Indonesia, akan hadir peserta- peserta kompetisi dari Singapura, China, Hong Kong, Taiwan, India, Thailand, Jerman, dan tentunya Malaysia.
Kejuaraan ini akan mempertandingkan 10 cabang, yakni mengingat nama dan wajah (names & faces), urutan angka biner acak (binary numbers), gambar acak (random images), kata acak (random words), tanggal dan kejadian (historic dates & events), angka yang diucapkan (spoken numbers), serta kartu remi acak (random cards) dan deret angka acak (random numbers) dalam waktu 5 menit serta 15 menit.
Beberapa kompetitor kelas dunia antara lain Simon Reinhard (peringkat ke-4 dunia) dari Jerman serta Su Zehe (peringkat ke-9 dunia) dan Lujian Zou (peringkat ke-11 dunia) dari China hadir di ajang ini. Mereka bertanding di kategori Adult/Dewasa (18-59 tahun). Di kategori ini, Indonesia menurunkan dua perwakilan, yaitu Faisal Jabir (35) dan Aneke Polak (54). Tak mau kalah dengan peserta kategori dewasa, sejumlah enam peserta di kategori Kids/Anak-anak (≤12 tahun) juga siap unjuk gigi di kejuaraan ini. Meski masih berusia belia, kemampuan daya ingat mereka tidak bisa dipandang sebelah mata. Salah satunya adalah Rania dari Tolitoli, Sulawesi Tengah, pada saat sesi latihan, ia mampu mengingat 170 urutan gambar dan 60 urutan kata acak masing-masing dalam waktu 5 menit. Tidak hanya itu, peserta kids lainnya juga memiliki kemampuan handal lainnya di cabang-cabang pertandingan tertentu lainnya.
Sementara itu, tidak tanggung-tanggung, sebanyak 13 peserta kategori remaja dari Indonesia akan mengadu ketepatan dan kecepatan daya ingatnya di kategori Junior (13-17 tahun). Nama-nama yang diunggulkan dari kontingen Indonesia di antaranya Shafa Annisa (pemegang rekor dunia mengingat wajah dan nama) dan Fathimah Aiko (Juara ke-2 kategori young junior pada Korea Open 2017), yang saat ini masih duduk di bangku SMP di Kota Yogyakarta dan Bandung. Mereka telah berpengalaman mengikuti kejuaraan-kejuaraan tingkat internasional sebelumnya, dan selalu pulang dengan membawa sejumlah medali. Peserta remaja indonesia lainnya pun tidak kalah kuatnya, banyak dari hasil latihan yang mereka tunjukkan berhasil melewati target-target kejuaraan yang ditetapkan.
“Target kami menjuarai ketegori Junior dan Kids di kejuaraan ini,” ujar Yudi Lesmana GMM (Grandmaster of Memory) selaku ketua Indonesia Memory Sports Council (IMSC). Ia juga menyebutkan bahwa Malaysia International Open Memory Championship 2017 ini termasuk ke dalam rangkaian kegiatan tur kejuaraan daya ingat menjelang gelaran akbar World Memory Championship (WMC) 2017 yang akan diadakan di Ancol, Jakarta, 1-3 Desember mendatang.
Ditunjuknya Indonesia sebagai tuan rumah kejuaraan dunia tahun ini, jelas Yudi, menunjukkan bahwa potensi negara ini di bidang pengembangan pelatihan daya ingat semakin diakui di dunia internasional. Oleh karenanya, tim Indonesia telah mempersiapkan diri sejak awal Juni 2017 melalui jam demi jam sesi latihan intensif bersama para pelatih daya ingat IMSC.
Dalam beberapa tahun terakhir, IMSC memang giat memopulerkan aktivitas asah otak ini di Tanah Air. Mayoritas peserta-peserta memori yang akan bertanding di Malaysia Memory Championship 2017 ini merupakan siswa-siswi yang mengambil kegiatan belajar di luar sekolah dengan mengikuti Student Memory Course (SMC), program yang dikembangkan pihaknya untuk melejitkan prestasi para pelajar di Indonesia. “Mereka datang dari cabang-cabang kita di Jakarta, Tangerang, Bekasi, dan Bandung. Bahkan ada siswi kami yang jauh-jauh datang dari Tolitoli, Sulawesi Tengah,” papar Yudi.
Kompetisi daya ingat sendiri merupakan ajang bergengsi yang telah dimulai sejak 1991 di London, Inggris. Dalam beberapa tahun terakhir, memory championship mengalami pertumbuhan terbesarnya di negara-negara Asia Pasifik, salah satunya Indonesia. Tak hanya jago kandang, putra-putri Indonesia juga kerap menjuarai berbagai kompetisi memory sports tingkat dunia. Yudi berharap, melalui asosiasi yang dipimpinnya, akan lebih banyak lagi prestasi yang bisa ditorehkan oleh masyarakat Indonesia ke depannya.*Wicak.
Kontingen Tim Olympiade Memory Indonesia untuk Malaysia Open 2017 :
Faisal Jabir | Wiraswasta |
Aneke Polak | Wiraswasta/Ibu Rumah Tangga |
Hanifah Khalillah | SMA Edu Global Bandung |
Tian Ahmad Bayuadri | SMP Edu Global School Bandung |
Muhammad Kanzi Abdillah | SMPI Sinar Cendekia |
Ilmam Alif Maulafathin Sunarno | SMPN 107 JAKARTA |
Alvaro Omar Ghaissan | SMP Negeri 131 |
Rinaldy Adin | SMPN 115 Jakarta |
Salma Yuwani Nadhifa | SMAN 1 Depok |
Farah Afifah Pulungan | SMAN 1 Depok |
Rifda Almira Firdausi | SMA Edu Global Bandung |
Naufal Baldemar Ardanni | SMP Negeri 115 Jakarta |
Shafa Annisa Rahmadani Arianata | SMP Kesatuan Bangsa, Jogja |
Afifah Hasna Wafiyah | SMAN 2 , Cimahi |
Fathimah Aiko Zahrah | SMP Salman Alfarisi Bandung |
Ahmad Fadhilla Hanif | SD Cerdas Mulia Ekselensia, Bandung |
Zara Tabina | SDI Sinar Cendekia, Tangerang |
Ravel Xeon Ciu | SMP Mahatma Gandhi, Jakarta |
Alfiando Ghauzan Athallah | SDI Sinar Cendekia, Tangerang |
Nisrina Ayu Khalinda Putri | SDI Sinar Cendekia, Tangerang |
Rania Azzahra Rudy | SMPN 1, Tolitoli, Sulteng |